Minggu, 28 Juni 2015

My Religion is Simple. My religion is Kindness.

Pada hari Purnama Sidhi di bulan Magha, lebih dari 25 abad yang lalu, terjadilah suatu peristiwa nan agung dalam sejarah kehidupan Sang Buddha Gotama. Tepatnya di sebuah Taman Tupai di vihara hutan Bambu (Veluvana Arama).

Peristiwa Agung nan Suci itu adalah :
  • Hadirnya 1250 bhikkhu.
  • Mereka semua telah mencapai tingkat kesucian tertinggi (Arahat).
  • Mereka adalah para bhikkhu yang ditahbis sendiri oleh Sang Buddha dengan cara Ehi bhikkhu Upasampada.
  • Mereka hadir tanpa diundang dan tanpa kesepakatan.
Pada pertemuan nan agung tersebut Sammasambuddha Gotama membabarkan Ovadapapatimokkha yang merupakan inti Ajaran Beliau yang terdiri atas tiga syair, sebagai berikut :

Kesabaran merupakan praktek Dhamma yang tertinggi; Para Buddha bersabda, Nibbana adalah yang tertinggi. Jika seseorang yang telah menjadi bhikkhu masih menyakiti, merugikan orang lain, maka sesungguhnya ia bukan seorang samana.

Jangan berbuat jahat, tambahlah kebajikan, sucikan hati dan pikiran. Inilah ajaran para Buddha.

Tidak menghina, tidak menyakiti, mengendalikan diri selaras dengan Patimokkha; Makan secukupnya, tidak berlebih-lebihan; Hidup di tempat yang sunyi, berusaha melatih samadhi. Inilah ajaran para Buddha.

Ajaran yang terkandung dalam Ovadapatimokkha, sangatlah dalam dan mempunyai makna yang demikian tinggi, begitu sulit dan rumit untuk dipahami dan diselami. Bagi kita yang penghayatan Dhammanya belum cukup, akan sangat sukar untuk mencerna dengan baik. Karena apa ? Sebab pembabaran Ovadapapatimokkha, bukanlah dibabarkan kepada umat biasa atau siswa-siswi Sang Buddha yang masih puthujjhana(belajar/belum mencapai tingkat kesucian), melainkan Ovadapapatimokkha tersebut, dibabarkan di hadapan para Arahat (bhikkhu-bhikkhu yang telah mencapai tingkat kesucian tertinggi).

Namun demikian, kita umat Buddha tetap mengambil hikmah yang terkandung dalam pembabaran Ovadapapatimokkha, walaupun tidak sesempurna yang dibabarkan. Apalagi dalam kondisi kehidupan dewasa ini, penuh dengan gejolak, karena krisis ekonomi, keamanan dan keyakinan.

Dalam bait, syair dan kalimat pertama, Sang Buddha bersabda: Khantî paramam tapo titikkha, Kesabaran merupakan praktek Dhamma yang tertinggi. Dalam suasana kehidupan masyarakat dewasa ini, yang sedang merangkak menuju proses alam demokrasi, dan diwarnai ketidaktahuan oleh sebagian masyarakat, sehingga sering terjadi tindakan yang menyimpang dari nilai dan prinsip demokrasi yang sebenarnya. Maka ajaran ini, dapat kita jadikan senjata yang ampuh. Seperti sabda Sang Buddha dalam Dhammapada ayat 5 Kebencian tidak akan pernah berakhir bila dibalas dengan kebencian. Tetapi kebencian akan berakhir bila dibalas dengan cinta kasih. Demikian pula kebrutalan, kekerasan, fitnahan dan tindakan jahat lainnya tidak akan berakhir bila dibalas dengan tindakan yang sama. Tetapi akan berakhir bila kita balas dengan kesabaran, pengertian dan kebijaksanaan.

Kesabaran dibagi menjadi dua bagian yaitu :
  • Adhivasasana Khanti (kesabaran jasmani). Yang dimaksud kesabaran jasmani adalah suatu sikap tenang dan wajar tidak mudah merengek-rengek atau berteriak-teriak dan marah-marah bila kita sedang lapar, haus, kepanasan, kedinginan dan kecapaian. Misalnya di saat kita sedang kerja bakti di vihâra atau melakukan perjalanan jauh (Dhammavisata), mendengarkan ceramah Dhamma, latihan meditasi dan aktivitas lainnya. Kekuatan kesabaran akan tumbuh dan berkembang dalam diri kita bilamana ada latihan dengan cara setahap demi setahap. Sehingga lambat laun daya tahan fisik akan terbentuk dan memberikan perisai atau pelindung pada diri kita.
  • Titikha khanti (kesabaran batin). Hal ini, merupakan tahapan yang lebih tinggi dari kesabaran jasmani. Bilamana seseorang telah memiliki kesabaran batin, ia tidak akan mudah tergoyah dan akan selalu waspada bila ada fitnahan, caci maki dan hinaan, tidak akan mudah marah dan kesal karena perbedaan paham. Tidak akan mudah tersinggung dan mendendam bila ditunjukkan kesalahannya.
Selain ajaran tersebut di atas demikian berharga bagi kita, sebagai bekal menyongsong kehidupan era baru, ada pula ajaran yang begitu penting yang harus kita pahami dan selami, untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidup, yaitu: Patimokkhâ ca samvaro (mengendalikan diri selaras dengan Patimokkha atau tata tertib). Dalam Buddha Sâsana, telah dibabarkan dengan jelas dan terang tentang tata tertib umat Buddha. Seorang bhikkhu dan bhikkhuni mempunyai Patimokkhasila, seorang samanera dan samaneri mempunyai dasasila dan sekiyavattha; seorang upasaka dan upasika mempunyai Pancasila dan Atthasila.

Mengapa ada tata tertib ? Tata tertib merupakan penuntun umat manusia menuju keharmonisan, kedamaian, keselamatan dan kebahagiaan abadi, Nibbana. Bilamana kita semua dapat menjalani dan menghayati kehidupan ini sesuai dengan tata tertibnya masing-masing, maka tidak akan terjadi peristiwa-peristiwa yang tragis, sadis dan memilukan. Di sinilah pentingya memiliki Samvara. Dengan selalu mengendalikan ucapan (tidak berbicara kasar, berbohong, memfitnah, mencaci dan menghina), perbuatan (menipu, mencuri, membunuh dan berasusila) dan pikiran (etika jahat, irihati, serakah dan benci). Sesungguhnya seseorang telah menang menghadapi musuh yang paling dahsyat. Hilangnya benih keserakahan, kebencian dan kebodohan yang merupakan akhir perjuangan manusia.

Dengan menghayati dan menyelami makna yang terkandung dalam pembabaran Ovadapapatimokkha kita dapat merealisasi cita-cita tertinggi, Nibbana.

Berjuanglah semaksimal mungkin dalam kehidupan anda sebagai insan yang memiliki keyakinan, yang kokoh dan mantap tentang ajaran kebenaran. Selamat berjuang, semoga sukses.

Selamat Hari Raya Magha Puja 2543/2000
Semoga Semua Makhluk Berbahagia.

[ Dikutip dari Berita Dhammacakka, Edisi 20 Februari 2000 ]

PANCA-DHAMMA ( 5 macam kebajikan)

•1• METTA-KARUNA: Cinta kasih dan belas kasihan (Kebajikan pertama ini sama dengan sila pertama dari Pancasila Buddhis).

•2• SAMMA-AJIVA: Pencaharian benar ( Kebajikan kedua ini sama dengan sila kedua dari Pancasila Buddhis).

•3• KAMA-SAMVARA: Penahanan diri terhadap napsu indera (Kebajikan ketiga ini sama dengan sila ketiga dari Pancasila Buddhis).

•4• SACCA: Kebenaran, yaitu benar dalam perbuatan, perkataan dan pikiran (Kebajikan keempat ini sama dengan sila keempat dari Pancasila Buddhis).

•5• SATI-SAMPAJANNA: Kesadaran benar (Kebajikan kelima ini sama dengan sila kelima dari Pancasila Buddhis).

CATATAN:

~ Bila ingin melaksanakan Pancasila Buddhis secara sempurna, wajib memperkembangkan dalam diri Panca-Dhamma, sehingga perbuatan dan perkataan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tidak bertentangan dengan Pancasila Buddhis.

~ Ada kalanya Panca-dhamma ini disebut juga Kalyana-dhamma 5.

(Dighanikaya III.235, Anguttaranikaya III.203).

Bagaimana Cara Menghilangkan Dendam/marah?

Para bhikkhu, ada lima cara untuk bebas dari dendam, yang dengannya seorang bhikkhu dapat menghilangkan semua dendam yang telah muncul di dalam dirinya. Apakah yang lima itu?

Jika muncul suatu dendam terhadap siapa pun, maka orang seharusnya mengembangkan cinta kasih (metta) terhadapnya … atau kasih sayang (karuna) … atau ketenang-seimbangan (upekkha). Dengan cara itu orang dapat menghilangkan dendam terhadap orang itu.

Atau orang seharusnya tidak memperhatikan dan tidak memikirkan dia. Dengan cara itu orang dapat menghilangkan dendamnya.

Atau orang dapat menerapkan 'fakta kepemilikan kamma' terhadap orang itu:
"Orang terhormat ini adalah pemilik perbuatan-perbuatannya, pewaris perbuatan- perbuatannya; perbuatan-perbuatannya
adalah kandungan (dan dari situ dia telah muncul), keluarganya dan pelindungnya. Apa pun perbuatan yang dia lakukan - baik atau buruk- dialah yang akan menjadi pewarisnya."

Inilah lima cara untuk bebas dari dendam, yang dengannya seorang bhikkhu dapat menghilangkan semua dendam yang telah muncul di dalam dirinya.
Anguttara Nikaya (V, 161)

Sahabat Sejati

Pengertian Persahabatan Sejati Secara Umum
  • Persahabatan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Dalam pengertian ini, istilah Persahabatan menggambarkan suatu hubungan yang melibatkan pengetahuan, penghargaan dan afeksi. Sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkkan kesetiaan satu sama lain. Mereka juga akan terlibat dalam perilaku yang saling menolong, seperti tukar – menukar nasihat dan saling menolong dalam kesulitan. Sahabat adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Namun bagi banyak orang, persahabatan tidak lebih daripada kepercayaan bahwa seseorang atau sesuatu tidak akan merugikan atau menyakiti mereka.

  • Nilai konsisten terdapat dalam persahabatn seringkali apa yang dihasilkan ketika seorang sahabat memperlihatkan secara konsisten :
  1. Kecenderungan untuk menginginkan apa yang terbaik bagi satu sama lain.
  2. Simpati dan empati.
  3.  Kejujuran, barangkali dalam keadaan-keadaan yang sulit bagi orang lain untuk mengucapkan kebenaran .
  4. Saling pengertian
  • Seringkali ada anggapan bahwa sahabat sejati sanggup mengungkapkan perasaan-perasaan yang terdalam, yang mungkin tidak dapat diungkapkan, kecuali dalam keadaan-keadaan yang sangat sulit, ketika mereka datang untuk menolong. Meskipun dalam persahabatan atau hubungan antar kenalan terdapat tingkat keintiman yang berbeda-beda. Bagi banyak orang, persahabatan dan hubungan antar kenalan terdapat dalam kontinum yang sama. Disiplin-disiplin utama yang mempelajari persahabatan adalah sosiologi, antropologi dan zoologi. Beerbagai teori tentang persahabatan telah dikemukakan, diantaranya adalah psikologi sosial, teori pertukaran sosial, teori keadilan, dan tingkat keakraban.dalam persahabatan sejati tidak mengenal batas- batas siapa orangnya, dari mana asalnya, apa agamanya. Persahabatan sejati hanya mengenal satu hal yang sama yaitu warna darah yang sama.
  • Bahasa yunani menterjemahkan kata ‘persahabatan’ dan ‘persekutuan’ secara dasar menggambarkan kesatuan akan memiliki sesuatu dalam kebersamaan atau kesatuan umum yang dihubungkan dengan kata komunikasi. Dengan alasan pengenalan sangatlah mudah untuk bersahabat dengan orang lain, dasar dari persahabatan yang oleh karenanya merupakan pengajaran dan cara hidup yang benar. Untuk alasan inilah persahabatan dinikmati oleh orang-orang. Orang-orang percaya mula-mula tetap tabah dalam bersahabat, ini menunjukkan bahwa persahabatan didasari pemahaman umum.
 Pengertian Persahabatan Sejati Menurut Pandangan Agama Buddha
  • Di dunia ini begitu banyak manusia, ada beberapa individu-individu yang dekat dengan kita. Kita menyukai mereka, berbagai keceriaan dan kesenagan yang sama bahagia dan senang ketika melakukan sesuatu bersama-sama. Kita menyebut mereka sahabat. Persahabatan dalam agama Buddha terdapat dalam Sigalovada Sutta yang mengidentifikasi empat tipe orang yang dapat menjadi teman yang setia :
  1. Ia sangat membantu
  2.  orang yang berbagi dalam kebahagiaan dan kesedihan
  3. orang yang memberi nasihat yang baik
  4.  orang yang simpati padamu
  • Dalam Vyagghapajja sutta, Buddha memberikan nasihat pada seorang perumah tangga yang kaya tentang persahabatan. Vyaggahapajja adalah seorang perumah tangga yang kaya, dari namanyalah sutta ini di kenal.
  • Vyaggahapajja, di desa atau di kota manapun seorang perumahtangga tinggal, ia akan mempunyai teman, berbicara dan terlibat dalam diskusi dengan mereka yang penuh denagn keyakinan (saddha), penuh dengan kebajikan (sila), penuh denagn kebaikan hati (caga) dan penuh dengan kebijaksanaan 9panna), tanpa memandang ia muda dan berbudaya tinggi atau tua berbudaya tinggi. Inilah yang disebut dengan persahabatan.
Anguttara Nikaya VIII, 54
Kategori Teman Yang Baik
Dalam Sigalovada Sutta, kita diajarkan bahwa teman yang baik akan dibagi dalam 4 kategori :
 
1. Teman yang sangat membantu
Bagaimana kita mengenali teman seperti ini? Dalam Sigalovada Sutta, kita diajarkan bahwa teman seperti ini menunujukkan karakteristik sebagai berikut :
a). Ia menjagamu ketika engkau lengah
b). Ia melindungi kekayaanmu ketika engkau lengah
c). Ia memberikan perlindungan ketika engkau dalam budaya
d). Ketika ada komitmen, ia memberimu lebih dari apa yang engkau butuhkan
 
2. Teman dalam kebahagiaan dan kesedihan
Bagaimana kita mengenali teman seperti ini? Teman seperti ini akan benar- benar merupakan teman sejati bagimu. Teman seperti ini tidak akan membellot kepada yang lain dan akan menjaga rahasiamu dari yang lain. Dan bila anda mengalami kesialan, ia tidak akan menyerah membantumu.
 
3. Teman yang memberikan nasehat yang baik
Bagaimana kita mengenali tetman seperti ini? Dalam Sigalovada Sutta , kita diajarkan bahwa teman seperti ini menunjukkan karakteristik sebagai berikut :
a). Ia tidak akan menganjurkanmu melakukan kejahatan
b). Ia akan mendukungmu untuk melakukan kebajikan
c). Ia akan memberitahukan apa yang belum anda ketahui
d). Ia akan menunjukkan jalan menuju ke surga
 
4. Teman yang simpati
Bagaimana kita mengenali teman seperti ini? Dalam Sigalovada Sutta, kita diajarkan bahwa teman seperti ini menunjukkan karakteristik sebagai berikut :
a). Ia tidak akan berbahagia atas ketidak beruntunganmu
b). Ia akan berbahagia atas kesejahteraanmu
c). Ia mencegah orang lain membicarakan keburukanmu
d). Ia memuji mereka yang membicarakan kebaikanmu
 
 Jenis-jenis Sahabat Yang Baik
1. Ada empat jenis sahabat, duhai kepala keluarga yang muda belia, yang pantas dipandang berhati tulus:
- Penolong,
- Sahabat di waktu senang dan susah,
- Sahabat yang memberi nasihat baik,
- Sahabat yang bersimpati.
 
2. Ada empat dasar sahabat yang menolong patut dianggap berhati tulus:
- Ia menjaga dirimu sewaktu engkau lengah,
- Ia menjaga milikmu sewaktu engkau lengah,
- Ia melindungi sewaktu engaku takut,
- Ia membekali dirimu lebih dari cukup jika memintamu melakukan tugas baginya.
 
3. Ada empat dasar sahabat di waktu senang dan susah patut dipandang berhati tulus:
- Dipercayakannya rahasia kepadamu,
- Dijaga rahasiamu,
- Ia tidak meninggalkanmu dalam kesusahan,
- Ia tidak segan bertaruh nyawa untuk membelamu.
 
4. Atas empat dasar sahabat yang menasehati patut dipandang berhati tulus:
- Ia mencegah engkau berbuat kesalahan,
- Ia menganjurkan engkau berbuat benar,
- Ia memberitahu bila engkau blum tahu,
- Ia menunjukkan jalan ke surga.
 
5. Atas empat dasar sahabat yang bersimpati patut dipandang berhati tulus:
- Ia tidak mencemooh kesusahanmu,
- Ia turut gembira bila engkau bahagia,
- Dicegahnya orang menggunjingmu,
- Dianjurkannya orang memujimu.
 
Ciri – ciri Sahabat Yang Tidak Baik
  • Sigalovada Sutta, menjadi teman dalam kehidupan kita sehari – hari terdapat empat jenis musuh dalam selimut. Dalam Dhammapada (V,78) kita diajarkan :
    • Tidak bergaul dengan teman yang buruk dan...
  • Akan tetapi bergaul denagn teman yang baik dan
    • Dengan sahabat yang mulia
    • Bergaullah dengan sahabat yang mulia
Mengapa kita harus melakukannya? Ini karena ada musuh diluar sana di dunia ini yang berpura- pura menjadi teman akan tetapi sebenarnya membahayakan kita ketika kesempatan itu muncul. Oleh karena itu dalam sigalovada sutta, buddha mengatakan kepada sigala untuk memperhatikan beberapa tipe orang yang dapat menjadi musuh dalam selimut tersebut :
1. Orang yang selalu menerima dan tidak memberi
2. Orang yang selalu berbicara dan tidak memberi
3. Ia yang berbicaranya hebat tapi hanya di bibir saja
4. Ia suka memperolok/merayu/menghasut
5. Ia yang pelit
 
  • Ini hanyalah sekedar gambaran tipe – mtipe orang seperti yang buddha jelaskan. Jika kita memperhatikan keempat tipe orang ini, kita akan menjadi tahu dan tidak akan berkawan dengan orang – orang yang buruk.
  • Bagaimana kita dapat mengetahui apakahh seseorang dapat menjadi teman yang sejati? Tidak ada jawaban yang sederhana untuk hal ini, akan tetapi ikukti nasehat buddha sebagai berikut :
    • Bergaullah dengan orang yang perilakunya diketahui,
    • Bergaullah dengan orang bijaksana, tidak dengan si bodoh,
    • Hanya dengan bergaul dengan orang yang kkita kenali integritasnnya,
    • Dengan pengendalian diri dan ketenangannya saat menghadapi masalah,
    • Bila berbicara dengannya anda akan mengetahui kebijaksanaannya,
    • Demikian juga setelah beberapa lama waktu setelahnya.
Udana 76 – 66

  • Mengapa kita tidak boleh berteman denagn orang yang bodoh? 
    • Dalam Buddhisme, kita diperingatkan bahwa kita cenderung mengikuti apa yang dilakukan teman kita dan pada akhirnya kita akan sperti dia.
Hendaknya berteman dengan orang yang sabar
Dengan yang baik, tidak dengan yang buruk
Orang yang buuruk akan membimbing ke alam rendah
Orang yang baik akan nmembimbing ke alam bahagia
Ittuvutakka 68 -69
1. Orang yang selalu bicara dan tidak memberi
  • Apa yang dilakukan orang ini kepadamu?Ia akan berteman demi keuntungannya sendiri bukan untuk kebaikan anda. Oleh karena itu, ia akan mengharap menerima banyak darimu akan tetapi memberi sedikit untukmu. Dan bila ia dapat, suatu hari akan memiliki kekayaanmu.
2. Ia yang berbicaranya hebat tapi hanya di bibir saja
  • Bagaimana kita mengenali orang seperti ini? Kita dapat mengenali orang seperti ini dari cara berbicaranya. Ia adalah orang yang banyak bicara kosong dan hanya bertujuan memperoleh keuntungan/bantuan darimu. Ia selalu membicarakan keinginannya untuk menolong tidak hannya saat ini akan tetapi juga di masa yang akan datang. Di samping itu, ia terkadang membicarakan bantuan yang di berikannya padamu di masa lalu. Akan tetapi ketika anda meminta bantuannnya, ia akan memberikan alasan tidak dapat membantu.
3. Ia yang suka memperolok
  • Dalam Dhammapada (V,8) Buddha mengatakan :
Sebagaimana kerasnya karang tidak akan
Tergoncangkan oleh angin
Demikian pula orang yang bijaksana tidak akan
Tergoyahkan oleh pujian atau celaan.
Dalam Sigalovada Sutta, Buddha mengatakan bahwa orang seperti itu akan menunjukkan persetujuannya ketika temannya melakukan kejahatan akan tetapi tidak mendukung bila temannya melakukan kebajikan. Ia akan selalu memuji bila temannya ada tetapi akan membicarakan keburukannya bila temannya tidak ada.
4. Ia akan suka berfoya – foya
  • Dalam Sigalovada Sutta, Buddha mengingatkan kita untuk berhati – hati berteman dengan orang seperti ini karena ia akan dapat membawa kita kepada kehancuran. Orang seperti ini akan mendukung kita untuk bermabuk – mabukan, begadang, dan tidak menghabiskan waktu kita di rumah dengan keluarga. Sangat sering, orang seperti ini juga mendukung kita untuk berjudi. Buddha mengatakan bahwa ia yang berteman dengan orang seperti ini adalah orang yang bodoh.
  • Beberapa sahabat menjadi kawan minum, mereka memuji : “Ini baru sahabat”. Tetapi yang menemani dalam saat – saat gawat dialah sungguh pantas disebut sahabat. Bersahabat dengan kaum sesat, berhati kejam, inilah enam sebab ynag membuat orang tergelincir. Jika orang bersahabat denagn lingkungan tak baik, mengatur hidupnya dengan cara yang jahat, maka di alam sini maupun di alam sana, ia akan terperosok menyedihkan. Terdapat empat macam manusia, duhai kepala keluarga yang muda belia, yang harus dianggap sebagai musuh yang berpura- pura menjadi sahabatmu:
- Orang yang sangat tamak,
- Orang yang banyak bicara tanpa kerja,
- Kaum penjilat
- Pemboros.
Atas empat dasar golongan pertama patut dianggap sebagai musuh yang berpura – pura menjadi sahabatmu:
- Sangat tamak,
- Memberi sedikit meminta banyak
- Melakukan kewajibannya karena takut,
- Hanya ingat pada kepentingan sendiri.
Atas empat dasar orang yang banyak bicara tanpa kerja patut dianggap sebagai musuh yang berpura- pura menjadi sahabatmu:
- Dibualkannya persahabatannya yang lalu,
- Dibualkannya persahabatannya di masa depan,
- Dirayunya engkau dengan omong kosong,
- Jika ada kesempatan untuk melakukan sesuatu demi keperluanmu, ia akan mengelak dan mengatakan tidak sanggup.
  • Atas empat dasar si penjilat patut dianggap sebagai musuh yang berpura- pura sebagai sahabatmu:
  • - Ia setuju meskipun salah,
  • - Ia menjauhi kebenaran,
  • - Ia memuji – muji dihadapanmu
  • - Ia mengunjingkan dirimu kepada orang lain.
Atas empat dasar pemboros patut dianggap sebagai musuh berpura – pura menjadi sahabatmu:
- Ia bersahabat hanya jika engkau menyerah pada minuman keras,
- Ia bersahabat jika engkau mau berkeluyuran,
- Ia bersahabat jika engkau mau berfoya – foya,
- Ia bersahabat jika engnkau mau berjudi.
Demikianlah sabda Sang Bhagava.
Lalu setelah bersabda demikian Sang Guru Jagad beersabda pula:
Sahabat yang selalu mencari apa – apa untuk diambil,
Sahabat yang lain di mulut lain di hati,
Sahabat yang suka menjilat, membuat kamu senang,
Sahabat yang bersuka di jalan sesat,
Keempatnya adalah musuh – musuh.
Maka, setelah dikenali, hendaklah orang bijaksana menghindari mereka jauh – jauh. Bagai lorong yang berbahaya dan penuh rasa ngeri.
Penghancur Persahabatan
  • Apa yang kita alami demi teman kadang- kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah. Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan ssejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya. Persahabatan tidak terjalin secara otomotis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.
  • Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dab duka, dihibur, disakiti, diperhatikan, dikecewakan, didengar, diabaikan, dibantu, ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian. Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindariperselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya. Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
  • Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya. Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
  • Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya. Beberapa hal seringkali menjadi penghancur persahabatan antara lain:
1. Masalah bisnis UUD.
2. Ketidak terbukaan.
3. Kehilangan kepercayaan.
4. Perubahan perasaan antar lawan jenis.
5. Ketidaksetiaan.
  • Tetapi penghancur persahabatan ini telah dipatahkan oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatiaan motivasinya. Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri.
Pentingnya Persahabatan
  • Sahabat adalah sangat penting. Sedikit sekali hal dalam kehidupan yang lebih penting dari pada orang-orang yang kita sebut sebagai sahabat kita. Mereka adalah orang-orang yang membantu kita untuk maju dan harus kita bantu sebagai balasannya, oleh karena itu persahabatan adalah pilihan yang kita tentukan secara sadar. Maka persahabatan lebih sulit diciptakan dari hubungan keluarga dan tidak jarang dapat lebih bernilai.
Jika engkau menyentuh rumput
Bekas seekor ikan tergeletak
Tanganmu akan menjadi bau iakn
Ini sperti yang akan terjadi
Jika engkau berteman dengan teman yang jahat.
Sutra Abhiniskramana
  • Kalau kita hidup dengan orang yang baik, tak berapa lama kita akan menyadari bahwa dia telah mengubah kita menjadi lebih baik, sama seperti kita masuk ke ruangan yang penuh dengan anggrek, tak berapa lama kita akan menyadari keharumannya.
  • Kalau kita hidup dengan orang jahat, tak berapa lama kita akan menyadari bahwa dia telah mengubah kita menjadi lebih buruk. Sama seperti kita masuk ke pasar ikan, tak berapa lama kita akan menyadari betapa baunya pasar itu.
  • Ketika kita memiliki teman-teman baik, kita harus selalu mencoba untuk menghargai apa pun yang mereka lakukan untuk kita, dan jangan pernah melupakan apa yang sudah kita peroleh dari mereka. Pada saat yang sama, jangan bersikap bodoh dalam mencari teman. Dunia ini penuh dengan berbagai jenis manusia, dan banyak di antaranya tidak baik. Jika ada teman yang mendorong kita untuk melanggar sila, lebih baik mencari teman yang baru. Kita harus mengerahkan semua kemampuan kita untuk menolong orang lain, tetapi jika kehadiran mereka menyebabkan akibat buruk bagi perilaku kita, kita harus sadar bahwa hubungan ini tidak sehat dan mungkin akan lebih baik berakhir atau paling tidak mengurangi intensitasnya. Teman sangatlah penting bagi pertumbuhan dan perkembangan kita, oleh sebab itu kkita harus melatih kehati-hatian dalam memilih teman.
Nilai Teman Yang Baik
  • Setiap orang membutuhkan teman. Ketika kita mengenali kebutuhan ini, penting juga untuk mengenali bahwa tidak semua teman adalah sama. Sebagian teman membantu kita menjadi lebih baik, sementara sebagian lagi menghalangi dan bahkan berusaha merugikan kita. Bagaimana kita dapat membedakan antara teman yang baik dan yang tidak baik. Sutra shuo Pei menerangkan beberapa nasihat penting dalam hal ini. Sutra ini menjelaskan perbedaan dari empat jenis teman, antara lain; 1). Teman yang memperlakukan kita seolah kita seperti bunga, 2). Teman yang seperti neraca, 3). Teman yang seperti gunung, 4). Teman yang seperti bumi.
  • Dalam Sutra Sigalovada dikatakan bahwa teman yang baik memiliki emapat sifat dasar:
1. Jika mereka melihat kita berbuat salah, mereka akan mengingatkan kita
2. Mereka baik kepada kita.
3. Mereka senang membantu orang lain
4. Mereka tidak meniggalkan kita ketika sedang dibutuhkan.
Empat hal di atas cukup penting, mereka mengungkapkan sifat paling mendasar yang penting bukan hanya untuk persahabatan, tetapi juga untuk kemajuan kita di dalam Dharma. Mari kita lihat lebih dekat.
1). Jika mereka melihat dari berbuat salah, mereka akan mengingatkan kita.
Teman yang seperti ini akan menjauhkan kita dari penderitaan.Ingat, memiliki pendapat kedua atau ketiga mengnenai perilaku kita adalah hal yang baik. Teman seperti ini mungkin juga akan memberikan contoh-contoh yang baik dalam banyak situasi, sangat mungkin untuk belajar banyak tentang cara berperilaku dari teman kita. Teman seperti ini pasti juga memiliki belas kasih dan pengertian, teman tidak selalu mengingatkan kita jika mereka tidak berpikir demi kebaikan kita. Teman baik membantu kita menemukan jalan untuk keluar dari khyalan. Mereka tidak menyesatkan kita dan mereka akan mencoba menghentikan kita ketika melihat kita sedang dalam arahan yang salah.

2). Mereka baik kepada kita.
Kebaikan adalah dasar dari persahabatan. Mengapa berteman dengan seseorang yang tidak baik kepada kita? Teman yang baik akan bersuka cita terhadap pencapaian kita dan berbahagia melihat kemajuan kita. Pada saat bersamaan, mereka akan khawatir jika melihat kita melakukan sesuatu yang tidak baik. Mereka tidak akan membicarakan hal-hal buruk apa pun yang mereka bisa untuk menguatkan reputasi kita. Jika mereka mendengar ada orang lain yang berbicara buruk tentang kita, mereka akan membela kita dan menghentikan pembicaraan yang tidak baik itu.

3). Mereka senang membantu kita.
Teman seperti ini tidak akan bersembunyi ketika kita membutuhkan bantuan mereka dan tidak membuat kita melakukan kesalahan. Mereka tidak akan pernah membuat kita merasa takut dan ketika kita berbicara dengan mereka, kita akan tahu bahwa mereka itu jujur. Jika kehidupan kita maju, mereka tidak akan iri atau berusaha untuk mencari lelemahan kita.

4). Mereka tidak meninggalkan kita ketika sedang kita butuhkan.
Teman seperti ini tidak akan membongkar rahasia kita atau menggunakan apa yang kita katakan pada mereka untuk menikam kita dari belakang. Mereka konsisten di mana saja kapan saja kita tahu kalau mereka akan menjadi teman kita pada masa depan dan mereka juga akan bersikap sebagai teman kita sekalipun kita tidak bersama mereka pada saat ini.
  • Kapan pun kita menemukan teman yang sesuai denagn ciri-ciri di atas, kita harus menghargai mereka dan membalas kebaikannya dalam setiap kesempatan. Teman seperti ini membawa banyak kebaikan bagi kita. Mereka akan membantu kita maju lebih cepat dibandingkan denagn hal apa pun di dunia harus berusaha keras untuk menjadi teman seperti yang telah dijelaskan di atas bagi oeng lain.
  • Sutra Abhiniskramana menyebutkan, “Jika kita mencelupkan tangan di dalam kemenyan kayu garu”, dalam sekejab tangan kita akan menjadi harum, melewatkan waktu dengan orang baik adalah sama seperti ini.
Bahaya teman yang jahat
Sutra sigalovada menyebutkan empat jenis dasar orang yang termasuk teman yang jahat:
1. Teman yang serakah atau menakut-nakuti untuk menipu kita.
2. Teman yang menggunakan sanjungan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
3. Teman yang menggunakan samaran kehormatan untuk menyanjung kita.
4. Teman yang tujuan persahabatan bagi dirinya hanya mencari kesenangan.
  • Teman seperti ini hanya akan bersama-sama dengan kita saat menikmati makanan dan minuman berakohol, atau ketika perbuatan-perbuatan rendah lainnya serti berjudi, memakai obat-obatan terlarang, berbuat asusila, atau perbuatan yang merangsang kenikmatan indrawi.
  • Kebanyakan orang adalah bauran antara semua kecendrungan baik atau buruk yang telah dijelaskan pada bagian ini. Semua adalah makhluk hidup yang layak mendapat belas kasih kita. Walaupun demikian, sebagian orang cendrung lebih buruk dari yang lain. Jika anda merasa sering berhubungan dengan orang semacam ini, harus menjaga diri dengan menjaga jarak. Pengaruh yang paling kuat di dalam kehidupan datang dari orang-orang yang sering berhubungan dengan kita. Pada saat yang bersamaan kita harus memastikan bahwa kita melewatkan waktu bersama dengan orang yang membawa pengaruh baik.

ETTAVATATIADIPATTIDANA (Pelimpahan Jasa Berawalkan Kata Ettawata)

Pemimpin puja bakti :
Handa mayang attawatati-adipattidanang karoma se.
Marilah kita melakukan pelimpahan jasa yang diawali dengan kata ettawata.
Bersama-sama :
Ettawata ca amhehi
Sambhatang punnyasampadang
Sabbe dewanumodantu 
Sabbasampatti-siddhiya 

Ettawata ca amhehi 
Sambhatang punnyasampadang 
Sabbe Bhutanumodantu 
Sabbasampatti-siddhiya 

Ettawata ca amhehi 
Sambhatang punnyasampadang 
Sabbe Sattanumodantu 
Sabbasampatti-siddhiya 

Akasattha ca bhummattha 
Dewa naga mahiddhika 
Punnyang tang anumoditwa 
Rakkhantu lokasantikang.

Akasattha ca bhummattha
Dewa naga mahiddhika 
Punnyang tang anumoditwa
Imang rakkhantu ratthakang1
Idang wo natinang hotu. 
sukhita hontu natayo.     
Idang wo natinang hotu. 
sukhita hontu natayo.   
  
Idang wo natinang hotu. 
sukhita hontu natayo.     

Dewo wassatu kalena. 
Sassasampatti hotu ca. 
Phito Bhawatu loko ca. 
Raja bhawatu dhammiko.   
Akasattha ca bhummattha 
Dewa naga mahiddhika 
Punnyang tang anumoditwa 
Cirang rakkhantu sasanang.

Akasattha ca bhummattha 
Dewa naga mahiddhika 
Punnyang tang anumoditwa 
Cirang rakkhantu desanang.
Akasattha ca bhummattha 
Dewa naga mahiddhika 
Punnyang tang anumoditwa 
Cirang rakkhantu mang pare2
Semoga para dewa turut bersukacita
atas timbunan kebajikan
yang telah kami capai dan timbun sebanyak ini
demi keberuntungan dan keberhasilan.
Semoga para makhluk halus turut bersukacita
atas timbunan kebajikan
yang telah kami capai dan timbun sebanyak ini
demi keberuntungan dan keberhasilan.
Semoga semua makhluk hidup turut bersukacita
atas timbunan kebajikan
yang telah kami capai dan timbun sebanyak ini
demi keberuntungan dan keberhasilan.
Para dewa yang bersemayam di angkasa dan di bumi,
juga para naga3, mereka yang perkasa;
setelah turut bersukacita atas jasa ini,
semoga memelihara ketenteraman dunia.
Para dewa yang bersemayam di angkasa dan di bumi,
juga para naga, mereka yang perkasa;
setelah turut bersukacita atas jasa ini,
semoga melindungi negeri (Indonesia) ini.
Semoga timbunan jasa ini melimpah pada sanak keluarga.
Semoga sanak keluarga berbahagia.
Semoga timbunan jasa ini melimpah pada sanak keluarga.
Semoga sanak keluarga berbahagia.
Semoga timbunan jasa ini melimpah pada sanak keluarga.
Semoga sanak keluarga berbahagia.
Semoga hujan turun menurut waktunya.
Semoga tanaman tumbuh dengan subur.
Semoga dunia menjadi makmur.
Dan semoga pemerinta (raja) bertindak benar.
Para dewa yang bersemayam di angkasa dan di bumi,
juga para naga, mereka yang perkasa;
setelah turut bersukacita atas jasa ini,
semoga selalu melindungi Ajaran. 
Para dewa yang bersemayam di angkasa dan di bumi,
juga para naga, mereka yang perkasa;
setelah turut bersukacita atas jasa ini,
semoga selalu melindungi pembabaran Dhamma. 
Para dewa yang bersemayam di angkasa dan di bumi,
juga para naga, mereka yang perkasa;
setelah turut bersukacita atas jasa ini,
semoga selalu melindungi semuanya4
_______________________________
 1 Saat membaca baris ini, perhatian diarahkan pada negeri Indonesia.
2 Pengharapan perlindungan bagi para dermawan atau bagi tempat seperti vihara dsb. dapat dilakukan. Melakukannya di saat sebelum mengucapkan bait ini. Untuk pengharapan perlindungan bagi tempat seperti vihara dsb., ulangi tiga baris pertama bait ini lalu ganti baris keempat dengan, 'Imang rakkhantu watthukang'. Dan, saat mengucapkan kata 'watthukang', arahkan pikiran pada vihara atau tempat yang dimaksud. Untuk pengharapan perlindungan bagi para dermawan, ganti baga melindungi tempat ini;ris keempat dengan, ' Cirang rakkhantu dayake'. Dan, saat mengucap kata 'dayake', arahkan pikiran pada para dermawan yang dimaksud.
3 Naga disini adalah sebutan dewa yang berkuasa atas perairan; dalam syair ini tercakup tiga jenis dewa perkasa yang berkuasa atas ketiga wilayah; Angkasa, daratan dan perairan.
4 Untuk pembacaan perlindungan bagi tempat (wattukang) seperti vihara, bangunan dsb. di sebelum bait ini, ucapkan tiga baris pertama bait tersebut lalu ganti baris ke empat dengan 'Semoga melindungi vihara...ini; ' Semoga melindungi gedung...ini ; dsb. sesuai dengan tempat yang dituju. untuk pembacaan perlindungan bagi para dermawan (dayake), ganti baris terakhir dengan, 'Semoga selalu melindungi para dermawan'.

DHAMMADESANA - ARADHANA

Brahma ca lokadhipati Sahampati 
Katanjali andhiwarang ayacatha, 
"Satidha sattapparajakkha-jatika
Desetu Dhammang anukampimang pajang."   

Brahma Sahampati, Sang penguasa dunia
beranjali2 seraya memohon,
" Di alam semesta ini, ada makhluk-makhluk yang memiliki sedikit debu di mata mereka.
Ajarkanlah Dhamma demi kasih sayang kepada mereka."
 _______________________________
1 Ibid
2 Merangkapkan kedua tangan di depan dada.
Keterangan :
Permohonan Dhammadesana ini dibacakan apabila pembabaran Dhamma dilakukan oleh bhikkhu/samanera, seusai permohonan pancasila. Pembacaan permohonan bisa dilakukan dalam acara pembabaran Dhamma di vihara, cetiya atau di tempat-tempat lain yang sesuai untuk pembabaran Dhamma.

PARITTA-ARADHANA 1 (Permohonan Paritta)

Wipatti-patibahaya,
Sabba sampatti siddhiya,
Sabba dukkha winasaya,
Parittang brutha manggalang.

Wipatti-patibahaya,
Sabba sampatti siddhiya,
Sabba bhaya winasaya,
Parittang brutha manggalang.

Wipatti-patibahaya
Sabba sampatti siddhiya,
Sabba roga winasaya,
Parittang brutha manggalang.

Untuk menolak malapetaka,
Untuk memperoleh segala rejeki,
Untuk melenyapkan semua derita,
Sudilah membacakan paritta pemberkahan.

Untuk menolak malapetaka,
Untuk memperoleh segala rejeki,
Untuk melenyapkan semua rasa takut.
Sudilah membacakan paritta pemberkahan.

Untuk menolak malapetaka,
Untuk memperoleh segala rejeki,
Untuk melenyapkan semua penyakit,
Sudilah membacakan paritta pemberkahan.
______________________________
1 Dapat dibacakan hanya oleh pemimpin puja bakti, atau bersama-sama dengan hadirin, atau dibacakan oleh pemimpin puja bakti kalimat demi kalimat kemudian diikuti hadirin.
Keterangan :

Permohonan paritta ini pada umumnya dilakukan untuk upacara-upacara khusus tertentu, seperti upacara manggala: Kelahiran, ulang tahun, pernikahan, membuka usaha baru, menempati rumah baru, dsb. Pemilik hajat bisa mengundang bhikkhu/samanera untuk membacakan paritta, baik di rumah, di tempat-tempat tertentu atau di vihara/cetiya. Permohonan ini dibacakan setelah permohonan pancasila selesai.

Bhavana, Pancasila Aradhana

BHAVANA
(Pengembangan Batin) 
Pemimpin puja bakti memimpin bhawana setelah itu mengakhirinya dengan kalimat :
Sabbe satta bhawantu sukhitatta.
Semoga semua makhluk berbahagia
atau
Sabbe satta sada hontu awera sukhajiwino.
Semoga semua makhluk bebas dari kedengkian, senantiasa hidup bahagia. 
  PANCASILA-ARADHANA
(Permohonan Lima Sila)
Apabila puja bakti dihadiri oleh bhikkhu/samanera, pembacaan Pancasila (nomor 6) dalam Tuntunan puja bakti ini ditiadakan. Selsesai membaca wacana-wacana Pali secara berurut, hadirin memohon Lima Sila kepada bhikkhu/samanera, sebagai berikut :
Hadirin :
Mayang bhante,
tisaranena saha, panca silani yacama.
Dutiyampi mayang bhante,
tisaranena saha, panca silani yacama.
Tatiyampi mayang bhante,
tisaranena saha, panca silani yacama.
Bhante, kami memohon lima sila
beserta tiga perlindungan.
Kedua kalinya, Bhante, kami memohon lima sila
beserta tiga perlindungan.
Ketigakalinya, Bhante, kami memohon lima sila
beserta tiga perlindungan.
Atau
Okasa ahang Bhante,
tisaranena saddhing, pancasiladhammang yacami.
Anuggahang katwa, silang detha me Bhante.
Dutiyampi Okasa ahang Bhante,
tisaranena saddhing, pancasiladhammang yacami.
Anuggahang katwa, silang detha me Bhante.
Tatiyampi Okasa ahang Bhante,
tisaranena saddhing, pancasiladhammang yacami.
Anuggahang katwa, silang detha me Bhante.
Perkenankanlah Bhante,
saya memohon lima sila beserta tiga perlindungan.
Anugerahkanlah padaku sila itu, Bhante.
Kedua kalinya Bhante, perkenankanlah
saya memohon lima sila beserta tiga perlindungan.
Anugerahkanlah padaku sila itu, Bhante.
Ketiga kalinya Bhante, perkenankanlah
saya memohon lima sila beserta tiga perlindungan.
Anugerahkanlah padaku sila itu, Bhante.
Bhikkhu :
Yamahang wadami tang wadetha.
Ikutilah kata yang saya ucapkan.
Hadirin :
Ama, Bhante.
Ya, Bhante.
Bhikkhu :
Namo tassa bhagawato arahato sammasambudhhassa.
(tikkattung)
Terpujilah Sang Bhagawa, Yang Mahasuci, Yang telah mencapai Penerangan Sempurna.
(tiga kali)
Hadirin : (mengikuti)
Bhikkhu : (mengucapkan saranagamana)
Hadirin : (Mengikuti)
Bhikkhu :
Saranagamanang paripunnang.
Saranagamanang telah lengkap diberikan.
Hadirin :
Ama, Bhante.
Ya, Bhante.
Bhikkhu : (Mengucapkan pancasila)
Hadirin : (Mengikuti)
Bhikkhu :
Imani pancasikkhapadani.
Slena sugating yanti.
Silena bhogasampada.
Silena nibbuting yanti.
Tasma silang wisodhaye.
Ini adalah lima pelatihan sila.
Dengan merawat sila, tercapai alam bahagia.
Dengan merawat sila, diperoleh kekayaan (lahir dan batin)
Dengan merawat sila, tercapai padamnya kilesa.
Oleh karena itu, rawatlah sila dengan sempurna.
Hadirin :
Sadhu, sadhu, sadhu.
Baiklah, baiklah, baiklah1
__________________________

1 Pengertian lain kata 'sadhu' adalah ' semoga tercapai harapan'